Keluarga-keluarga Katolik yang terkasih, selamat berlibur untuk Anda dan anak- anak semua. Selamat berkumpul untuk membangun kebersamaan yang bermutu di antara Anda dan pasangan serta anak-anak Anda. Kebersamaan selalu menjadi impian terdalam semua orang, meskipun tidak semua berhasil mewujudkan atau bahkan menjadikannya kebiasaan baik. Kita semua baru bisa merasa paling bahagia bersama orang-orang terdekat di dalam keluarga.

Saat liburan adalah saat perjumpaan yang “intens”, ketika kita selama beberapa hari (atau minggu) bersama anak-anak dan pasangan dengan perhatian tak terbagi dan program-program yang dapat dinikmati bersama. Saat itu pertemuan menjadi saat membahagiakan yang membongkar batas-batas antara semua anggota keluarga. Saat liburan menjadi saat yang sangat manusiawi, ketika orang menampilkan dirinya apa adanya, berbicara tanpa dibatasi waktu, dan bertemu tanpa dibatasi kesibukan.

Semoga saat liburan itu Anda jalani dengan senang hati. Kegembiraan adalah perangkat terbaik untuk memberikan liburan dan hiburan bagi anak-anak yang beristirahat dari beban tanggung jawab sekolahnya. Kita tentu akan berusaha memberikan saat terindah, tersantai, menyenangkan, dan memberi mereka kekuatan baru untuk nanti memulai masa baru di bulan depan. Tetapi Anda tidak boleh hanya memberikan kegembiraan tanpa batas atau tanpa tujuan sama sekali.

Barangkali saat liburan menjadi saat Anda menjadi sungguh orangtua bagi anak- anak yang selama 24 jam bersama Anda. Saat Anda dengan pasangan juga menjadi saat paling indah untuk Anda menghabiskan waktu dengan romantisme dan kedekatan yang membawa senyuman manis. Sampai menjadi imam pun, saya tetap merindukan berjalan bersama keluarga, meskipun bagi saya tidak serba mudah mewujudkannya. Untuk Anda, semoga jauh lebih mudah karena dapat diatur sendiri waktu maupun tempatnya.

Ajaklah anak-anak untuk berinteraksi dengan Anda, orangtuanya, secara wajar. Buatlah mereka merasakan kasih yang mendalam dan tak terbatas dari ayah dan ibunya. Bicaralah dengan bahasa yang menggembirakan, tidak mengevaluasi terus, tetapi memberikan penguatan dan peneguhan atas hal-hal baik yang Anda alami bersama mereka. Interaksi terbaik tentu jika kalian dapat berbicara tanpa diganggu alat komunikasi, atau gadget. Bijaksanalah menangani ini bagi mereka. Bongkar kebiasaan bahwa saat liburan adalah saat tanpa batas menikmati gadget bagi anak-anak.

Amsal 22:6 “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu”.

Meskipun santai dan gembira, Anda boleh sesekali menyapa mereka dengan bahasa cinta. Menyentuh, memuji, memberi hadiah kecil atau besar, bahkan melayani anak-anak dengan sungguh-sungguh. Suatu tindakan yang tidak biasa akan lebih terasa manfaatnya jika diberikan dengan sungguh hati dan cinta. Katakan pada anak-anak, sebenarnya Anda mau melakukannya lebih sering, tetapi pekerjaan sering tidak mengijinkan.

Dalam proses interaksi itu, ajaklah anak-anak untuk berproses bersama Anda. Ketika anak-anak melihat kebaikan dan perubahan sikap Anda yang lebih ramah dan penyayang, tidak berarti bahwa semua permintaan mereka harus dituruti. Anda harus tetap memegang kendali sebagai ayah dan ibu bagi mereka. Jika ada permintaan tambahan yang tidak terencana, Anda boleh mengatakan tunggu, atau tidak boleh, jika Anda melihat itu sebagai keharusan. Saat liburan jangan merusak proses pembentukan kepribadian anak, melainkan menjadikannya makin dewasa bersama orangtuanya.

Imamat 19:17 “Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia”.

Yang tidak boleh hilang adalah perasaan dekat dan dicintai. Apapun keputusan Anda selama berinteraksi, hal terbaik adalah menyatakan bahwa Anda selalu mengasihi dan mencintai anak-anak secara tulus. Jika Anda terpaksa mengatakan “tidak”atau “jangan sekarang”, tidak berarti Anda tidak menyayangi mereka, melainkan mengajak mereka mempertimbangkan suatu kenyataan di dunia ini, bahwa tidak semua hal yang diinginkan harus terjadi. Jika yang diinginkan baik, cocok, dan perlu dipenuhi, permintaan akan diluluskan sesuai kemampuan orangtua.

Bersama pasangan, Anda juga perlu membangun kesatuan dalam hidup rumah tangga selama masa liburan. Tentu ini bukan masa bulan madu, karena kalian akan selalu bersama anak-anak, tetapi justru bersama anak-anak, Anda langsung dapat memberi kesaksian bahwa Anda berada dalam situasi yang baik dan diberkati. Situasi ini akan menambah perasaan syukur dan bahagia pada seluruh keluarga. Jika hubungan kepasutrian Anda dipelihara, maka saat liburan justru menampakkan kekompakan dan kecintaan Anda bersama pasangan bagi keluarga.

Saat liburan juga saat Tuhan. Tuhan hadir selama Anda berinteraksi, bergembira dan menikmati kebersamaan. Jangan mengabaikan waktu rohani. Jangan lupa berdoa dan ke Gereja tiap hari Minggu. Liburan menjadi lebih bermutu jika kita tidak melupakan Tuhan dalam masa itu. Kita dan Tuhan adalah kerjasama terbaik. Maka, jika orang bergembira dan menyatukannya Dengan Tuhan, dia akan sempurna mengalami kebahagiaan dalam keluarganya.

Renungkanlah ayat ini, dari 2 Timotius 1:9 yang mengatakan, “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman”

Salam dan doa saya,

Rm. Alexander Erwin Santoso MSF

Poin-poin untuk direnungkan:

• Memberikan liburan yang edukatif.

• Saat penting membangun kesatuan dan kedekatan.

• Melihat dari dekat siapa anak-anak kita.

• Menghadirkan Tuhan di saat bersama orang tercinta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here